1. INHUMAN ART
Nama Dede Suhita selalu dikaitkan sebagai pelopor artwork metal pertama di tanah air. kiprahnya di dunia artwork for band sudah dimulai sejak 1994 tatkala membuat beberapa ilustrasi gambar untuk majalah Underground Megaton. Sejak itulah kemudian dia banyak dipercaya untuk membuat, flyer acara, logo band maupun desain sampul cd/kaset. Moment terbaik Dede Suhita datang tatkala mendapat kesempatan untuk membuat artwork cover EP Lividity dari Illinois USA, yang cdnya dirilis di Prancis tahun 2002.
Style artwork Dede Suhita banyak dipengaruhi oleh Jon Zig, Mike Majewski dan Mark Riddick yang banyak menonjolkan detail anatomi. Penggemar berat Raden Saleh dan musik brutal slamming death metal ini sempat menjadi art contributor untuk Corpse Gristle Magazine dari Texas, Amerika dan juga BloodyOrgasm Webzine dari Bali.
Kecintaanya terhadap dunia gambar dan musik membuatnya tak bisa lepas dari semua aktifitas di komunitasnya. Setelah berhasil menghimpun artworker berbakat Bali di wadah bernama Skets Club, kini Dede Suhita bersama GRINDCORNER Bali merilis official merchandise BALI DEATH FEST, BALI EXTREME METAL FEST dan merilis beberapa merchandise Under License dari band-band metal lokal maupun mancanegara.
Arwork / logo untuk band :
Indonesia (band) : Infectous Arteries, Inhumanity, Tragical Memories, Imprecatory, Bloody Gore, Trauma, Brutally Sickness, Sinusitis, Grindcorner Compilation, Cuntopsy, Devour The Damned, Death Vomit, Devoured, Venomed, Damnation, Sickmath, Fornicate, Infernal Corpse, Chronic Injury dll.
Indonesia (lable) : Fresh Blood Management, Disembowel Records, Extreme Soul Productions, Bleeding Soul Productions, Metal Inside Productions.
Mancanegara band & lable : Sevared Recs.(USA), Gorefiend (USA), Hineous Killing (USA), Chepalic Impurity (Russia), Amargotis (Switzerland), Pencil Lead Srynge(USA), Vulvectomy (Italy), Mocopus (USA), Vaginal Charge (USA), Lividity (USA), Flesh Impaled (USA), Grotesque Music(Spain), Pathalogical Explicit Recs.(Spain), Cropment (Switzerland), Bowel Regurgitation (USA), Velocidad Absurdad (Spain), Entrails Eradicated (Au), Humonic (Au), Disentomb (Au), Human Rejection (Greece), Gortuary (USA), Disfigured (USA), Prophecy (USA), Insidious Torture (Au), Supra Elistism Recs (Chille) dll.
2. FILTHY FINGERS MANUFAKTURE
Ivan Nugraha atau yg lebih dikenal sebagai Ken Terror sudah sejak tahun 1999 dikenal sebagai illustrator gambar hitam putih dengan ciri khasnya yg unik. Dengan menggabungkan garis yg kuat dan titik-titik yg maut, Karya Ken Terror kini sdh terkenal semancanegara.
Ken banyak mengerjakan Artwork mulai dari sampul album maupun design kaos band hardcore punk, komunitas dimana dia berkecimpung. Beberapa punk artist yg menjadi influencenya di antaranya : Pushead, Nesha Doomsday Graphics, John John Jesse, John Baizley dan Mike Sutfin.
Kiprah hasil karyanya di luar negri bisa ditelusuri di beberapa band/recording independent, seperti : Pisschrist, I Object!, Bones Brigade, Reproach, Operation Eat Shit, Hit Me Back, Cinder, Pointing Finger, Sunpower, Broken Bones, Crux, Nothing Done, Skit Youth Army, Disgust, Magrudergrind, Total Chaos, Extreme Noise Terror, Massmord, Modern Crimes, Vivisick, Fuck On The Beach, Disforia, Damaged dll.
Sementara di komunitas lokal, karyanya digunakan band seperti : Turtles Jr, Decay, Hellbombs, Terror Of Dynamite Attack, Dajjal, Jeruji, Error Brain, Power Punk, Extreme Decay, Mawar Berduri, Panji Tengkorak, Hellowar, Hydroacid, Godless Symptoms, Jihad, Demon’s Food For Children, Keparat, The Clown, Arakism, Tcukimay, Krass Kepala dan masih banyak lagi yg lainnya.
Tema sinisme dan sarkasme yg dituangkannya di sehelai kertas banyak bercerita tentang ketimpangan perang, social, politik busuk dan symbol kebobrokan sytem lainya.
Ken Terror selain dikenal pandai memainkan alat gambar dia juga dikenal sebagai drummer dari beberapa band seperti Radio Riot, Hard To Find, Domestik Doktrin, Tuberculosis, Hark! It's A Crawling Tar-Tar dan Kontrasosial. Sebelum bekerja di clothing lokal, Ken pernah jadi salesman dan juru masak. Kini karyanya tidak hanya kuat di style hitam putih, design berwarnanyapun kini mulai banyak dipakai band maupun records label.
3. GENCUY BRUTAL ART
Cucu Somantri atau yg akrab di panggil Gencuy yg saat ini masih berusia 19 tahun, adalah artworker paling berbahaya yg pernah ada di Bandung. Muda, energik dan semangat tingginya mengalahkan semua kendala akan keterbatasanya pada fasilitas yg dia miliki.
Keterpurukan ekonomi yg melahirkan kriminalitas dan kejahatan di luar nalar manusia normal (teramat sangat kejam) adalah inspirasi utama seorang Gencuy.
Tema berbau kebencian, balas dendam, pelacuran, pembunuhan, mutilasi, mayat hidup, kematian yg sadis, sesat dan vulgar digambarkanya tanpa tedeng aling aling. Walau terlihat brutal, Gencuy selalu mengutamakan karya yg bercerita dan terkonsep.
Jasad dan Lividity adalah dua band yg banyak mempengaruhinya, keinginanya untuk jadi bagian dari mereka inilah yg jadi pemicu utama baginya utk menjadi seorang artworker.
Cukup dengan pinsil dan pulpen karyanya kini mampu menaklukan daratan America dan Eropa. Silahkan check saja artworknya yg sdh dipakai : LIVIDITY, SINISTER, SUPREME PAIN, ABOMINABLE PUTRIDITY, PUTRID PILE, INSIDIOUS DECREPANCY, VIRAL LOAD, UNCLEANSED, BLOODSOAKED, VULVECTOMY, DECAYING PURITY, MORTAL DECAY, VISCERAL THORNE, ABYSMAL TORMENT, SLAUGHTER BOOK, FLESH CONSUMED, SEVERE TORTURE, EVISCERATED CORPSE RECORDS, PATHOLOGICAL RECORD dan BUTTON RECORDS. Untuk local karyanya mulai dipakai oleh JIHAD, OPIUM, FORGOTTEN, DIGGING UP, CRANIAL, TOTAL ARRACK dll.
4. PROFANATIXA Art
Sebagai seniman gambar yg lahir dari komunitas music metal di tahun 90'an, Dinan yang bernama lengkap Didin Krisnaendy Purwanda Supartawidjaya ini sdh mulai membuat logo untuk band death/thrash pertama di Bandung yaitu Funeral di tahun 1990.
kendala informasi yg sulit, sekolah seni yg mahal, kondisi ekonomi yg tidak mapan membuatnya memperdalam ilmu gambar dari jalanan.
Sebelum bekerja secara full time di dunia gambar seperti saat ini Dinan pernah bekerja sebagai tukang edit gambar di pabrik, tukang cuci sablon, op warnet, pelayan toko, surveyor dll.
Dinan mengaku banyak berhutang jasa pada Johan Tattoo (Malang), Novan (Magic Wave), Dede Suhita (In Human Art) dan Bennie The Kitt karena dari merekalah Dinan pertama kali menggali sumber ilmu pengetahuanya.
Untuk inspirasi dia banyak terhanyut karya fantasy dari Frank Frazetta, sementara Derek Riggs, Ed Repka dan Jeff Gaither selalu jadi idolanya.
Ciri khas Dinan Art terletak pada tokoh karakter yg menyerupai monster (creature). Dipadu garis yg raw, tema yg unik dan warna yg fresh menjadikan hasil karyanya sangat imaginative.
Sejauh ini karyanya pernah digunakan : Opium, Disinfected, Forgotten, Bleeding Corpse, Embalmed, Aral Subha, Rotten Corpse, Eldest, Alone at Last, Blind to See, Tympanic Membrane, Sonic Torment, Kapital, The Cruel, Total Idiot (Bali), Bajoloco (Sgp), Chugga Ritual (Sgp) dan Seize Today (USA), Abandon All Ships (USA).
Kini nama Dinan tak hanya dikenal sebagai pelopor fanzine pertama di Indonesia (REVOGRAMS, 1994) atau sebagai vokalis dari Band Sonic Torment, kiprahnya juga kini dikenal sebagai penggagas lahirnya komunitas artworker, The Illuminator.
5. GUSTAV INSUFFER
Gustaman Hendi alias Gustav Insuffer adalah salah seorang artworker pekerja keras yg pernah ada di Bandung. Karya pertamanya di tahun 1997 yg paling diingat orang adalah tokoh karakter bernama Ncep Surgeon yang ada di cover album bandnya sendiri Injected Sufferage, yg juga adalah band pertama dari Man Jasad.
Sejak saat itu banyak band dan recording yang menggunakan jasanya utk membuat cover album maupun cover sebuah kompilasi. Silahkan cek saja hasil karya dia yg maksimal di cover album : Atribute to Metallica (True Lies Production), The Cruel - Hollow Horror (Arrack Records), Bleeding Corpse – Resurrection of Murder (Pieces Records), Undergod – Saguru Saelmu Tong Ngaganggu (Pieces Records), dan yg paling gress adalah kompilasi Brutally Sickness – Judgement Day (ESP Records)
Bahkan logo yg dibuatnya benar-benar satu jiwa dengan bandnya, cek saja : Injected Sufferage, Lumpur, Bleeding Corpse, Pieces, Undergod, Rotten Gore dll.
Dengan background pendidikan di SMSR dan DKV Universitas Pasundan, menjadikan sosok seorang Gustav tak mau diajak main-main. Semua yg dikerjakannya harus maksimal dengan kesungguhan dalam mencurahan batin dari dunia imajinasi dan perasaan. Sehingga wajarlah kalau karya yg dibuatnya selalu menjadi sebuah masterpiece.
Semua ini tak jauh dari tokoh tokoh yang selalu jadi inspirasinya, sebut saja : R. Saleh, Affandi, Basoeki Abdullah, Boris Vallejo, Michael Angelo, Leonardo Da Vinci dan Toshihiro Egawa.
Gustav sangat menguasai ilmu Lukis Photo, Air Brush, Dekorasi dan Graphic Design hal inilah
yang membedakannya dari semua artworker yg pernah ada di Bandung.
6. 5 MILIGRAMS ARTWORK
Wibowo Yudo Baskoro yg lebih sering dipanggil Bobs diantara rekan-rekan terdekatnya, pertama kali tertarik untuk terjun ke dunia gambar untuk band metal setelah takjub pada cover album Iron Maiden.
Walau tidak memiliki dasar pendidikan menggambar, sarjana S1 Akuntansi ini memiliki bakat yg sdh melekat sejak kanak-kanak. Terpengaruh dengan komik-komik dari Ganesh TH (Si Buta Dari Gua Hantu) dan Yan Mintaraga menjadikan tokoh karakter ciptaanya selalu berwujud Tengkorak dan Malaikat Maut (The Ripper).
Pada awalnya sangat sulit bagi Bobs yg drumer NIC FIT (band beraliran grunge) ini untuk bisa mendapatkan client dari band metal. Cita-citanya untuk membuat gambar berkarakter metal kemudian dia salurkan pada clothingnya sendiri, Obscene Hardwear.
Bermula dari sanalah kemudian banyak band yg suka akan karyanya, sampai saat ini sudah banyak yg memintanya utk mendesign sebuah gambar untuk di jadikan t shirt/merchandise bands.
Sejak 2008 lalu hasil karyanya selalu jadi pilihan bagi Forgotten. Kini band seperti Hysteria, NicFit, Hellgods dan Demons Damn pun berburu karya-karyanya. Bahkan salah satu artworknya dijadikan cover buku Tiga Angka Enam karya Addy Gembel.
Sebagai seniman gambar yg lahir dari komunitas music metal di tahun 90'an, Dinan yang bernama lengkap Didin Krisnaendy Purwanda Supartawidjaya ini sdh mulai membuat logo untuk band death/thrash pertama di Bandung yaitu Funeral di tahun 1990.
kendala informasi yg sulit, sekolah seni yg mahal, kondisi ekonomi yg tidak mapan membuatnya memperdalam ilmu gambar dari jalanan.
Sebelum bekerja secara full time di dunia gambar seperti saat ini Dinan pernah bekerja sebagai tukang edit gambar di pabrik, tukang cuci sablon, op warnet, pelayan toko, surveyor dll.
Dinan mengaku banyak berhutang jasa pada Johan Tattoo (Malang), Novan (Magic Wave), Dede Suhita (In Human Art) dan Bennie The Kitt karena dari merekalah Dinan pertama kali menggali sumber ilmu pengetahuanya.
Untuk inspirasi dia banyak terhanyut karya fantasy dari Frank Frazetta, sementara Derek Riggs, Ed Repka dan Jeff Gaither selalu jadi idolanya.
Ciri khas Dinan Art terletak pada tokoh karakter yg menyerupai monster (creature). Dipadu garis yg raw, tema yg unik dan warna yg fresh menjadikan hasil karyanya sangat imaginative.
Sejauh ini karyanya pernah digunakan : Opium, Disinfected, Forgotten, Bleeding Corpse, Embalmed, Aral Subha, Rotten Corpse, Eldest, Alone at Last, Blind to See, Tympanic Membrane, Sonic Torment, Kapital, The Cruel, Total Idiot (Bali), Bajoloco (Sgp), Chugga Ritual (Sgp) dan Seize Today (USA), Abandon All Ships (USA).
Kini nama Dinan tak hanya dikenal sebagai pelopor fanzine pertama di Indonesia (REVOGRAMS, 1994) atau sebagai vokalis dari Band Sonic Torment, kiprahnya juga kini dikenal sebagai penggagas lahirnya komunitas artworker, The Illuminator.
5. GUSTAV INSUFFER
Gustaman Hendi alias Gustav Insuffer adalah salah seorang artworker pekerja keras yg pernah ada di Bandung. Karya pertamanya di tahun 1997 yg paling diingat orang adalah tokoh karakter bernama Ncep Surgeon yang ada di cover album bandnya sendiri Injected Sufferage, yg juga adalah band pertama dari Man Jasad.
Sejak saat itu banyak band dan recording yang menggunakan jasanya utk membuat cover album maupun cover sebuah kompilasi. Silahkan cek saja hasil karya dia yg maksimal di cover album : Atribute to Metallica (True Lies Production), The Cruel - Hollow Horror (Arrack Records), Bleeding Corpse – Resurrection of Murder (Pieces Records), Undergod – Saguru Saelmu Tong Ngaganggu (Pieces Records), dan yg paling gress adalah kompilasi Brutally Sickness – Judgement Day (ESP Records)
Bahkan logo yg dibuatnya benar-benar satu jiwa dengan bandnya, cek saja : Injected Sufferage, Lumpur, Bleeding Corpse, Pieces, Undergod, Rotten Gore dll.
Dengan background pendidikan di SMSR dan DKV Universitas Pasundan, menjadikan sosok seorang Gustav tak mau diajak main-main. Semua yg dikerjakannya harus maksimal dengan kesungguhan dalam mencurahan batin dari dunia imajinasi dan perasaan. Sehingga wajarlah kalau karya yg dibuatnya selalu menjadi sebuah masterpiece.
Semua ini tak jauh dari tokoh tokoh yang selalu jadi inspirasinya, sebut saja : R. Saleh, Affandi, Basoeki Abdullah, Boris Vallejo, Michael Angelo, Leonardo Da Vinci dan Toshihiro Egawa.
Gustav sangat menguasai ilmu Lukis Photo, Air Brush, Dekorasi dan Graphic Design hal inilah
yang membedakannya dari semua artworker yg pernah ada di Bandung.
6. 5 MILIGRAMS ARTWORK
Wibowo Yudo Baskoro yg lebih sering dipanggil Bobs diantara rekan-rekan terdekatnya, pertama kali tertarik untuk terjun ke dunia gambar untuk band metal setelah takjub pada cover album Iron Maiden.
Walau tidak memiliki dasar pendidikan menggambar, sarjana S1 Akuntansi ini memiliki bakat yg sdh melekat sejak kanak-kanak. Terpengaruh dengan komik-komik dari Ganesh TH (Si Buta Dari Gua Hantu) dan Yan Mintaraga menjadikan tokoh karakter ciptaanya selalu berwujud Tengkorak dan Malaikat Maut (The Ripper).
Pada awalnya sangat sulit bagi Bobs yg drumer NIC FIT (band beraliran grunge) ini untuk bisa mendapatkan client dari band metal. Cita-citanya untuk membuat gambar berkarakter metal kemudian dia salurkan pada clothingnya sendiri, Obscene Hardwear.
Bermula dari sanalah kemudian banyak band yg suka akan karyanya, sampai saat ini sudah banyak yg memintanya utk mendesign sebuah gambar untuk di jadikan t shirt/merchandise bands.
Sejak 2008 lalu hasil karyanya selalu jadi pilihan bagi Forgotten. Kini band seperti Hysteria, NicFit, Hellgods dan Demons Damn pun berburu karya-karyanya. Bahkan salah satu artworknya dijadikan cover buku Tiga Angka Enam karya Addy Gembel.
7. MORTEM ART
Tidak ada batasan di komunitas do it yourself dimanapun dalam soal berkarya, begitu pula dengan kiprah Usep Sutisna yg dikenal sebagai Yusep Mortem Art. Kekurangannya dalam menguasai tekhnologi masa kini atau computer tidak membuat pria ini merasa minder. Beberapa karyanya yg masih berupa sketsa bahkan sudah banyak di booking band maupun clothing terkenal yg ada di Bandung.
Biarpun memiliki background clothing yg kuat, pria yg lulus dari SMSR ini sudah lama punya cita-cita menggarap design untuk band-band cadas Indonesia. Belum lama terjun di artwork buat band karyanya kini banyak digunakan oleh band-band besar seperti : FORGOTTEN, HYPERCAN, JIHAD, DEMON DAMS, DISINFECTED, TORMENTOR, BLEEDING CORPSE dan POSTMORTEM.
Yusep pertama kali jatuh cinta pada artwork metal ketika bandnya Postmortem masuk dalam kompilasi Brutally Sickness di tahun 2001. Keseriusanya dalam menikmati music metal membuat jiwanya dirasuki fantasi dan illusi yg brutal dan gore.
Style gambar Mortem Art banyak di pengaruhi Mark Riddick, Mike Majewski dan Putrid Gore. Nama Toshihiro Egawa (Jpn) yang maestro artwork Asia lah yg membuatnya terpacu untuk berkarya lebih baik.
8. JALI NARCHOS
Jali adalah nama yg tak asing di scene artwork Bandung, laki-laki kelahiran Lebak ini
sudah lama menjadi buruan utama para kolektor artwork utk clothing maupun utk tshirt band.
Music dan komik bagi Jali adalah kitab suci yg menjadikan hasil karyanya berkarakter kuat dan terlihat apik. Memiliki basik animasi yang kuat menjadikan karyanya selalu tampil dgn ciri khas yg tak dimiliki artworker lainya.
Mengaku banyak belajar dari Wahdi Sumanta (Alm) dan terinspirasi Mark Schultz,
Adam Hughes, Jim Lee, Boris Valejo beserta istrinya Julie Bell, Scot Campell dan Hayau Miyazaki.
Dari gabungan artist diatas lah Jali mengaku mendapatkan pencerahan dalam mengeksekusi artworknya. Jali banyak menggabungkan style lama ke penerapan di masa kini
Klient Band : Krasskepala, Keparat, Beside, Infamy, Don Lego, Rocket Rockers, Strangers, Morbus Corpse, Agnostic Front, Subzero, Ill Bill, Mat Maddox, Brotha Fighta, Sick Of It All, Suntzu, Psyco Realm, Grotesque, Psycroptic, Beatallica, Devour The Martyr, Bleeker Ridge, Etc.
Tidak ada batasan di komunitas do it yourself dimanapun dalam soal berkarya, begitu pula dengan kiprah Usep Sutisna yg dikenal sebagai Yusep Mortem Art. Kekurangannya dalam menguasai tekhnologi masa kini atau computer tidak membuat pria ini merasa minder. Beberapa karyanya yg masih berupa sketsa bahkan sudah banyak di booking band maupun clothing terkenal yg ada di Bandung.
Biarpun memiliki background clothing yg kuat, pria yg lulus dari SMSR ini sudah lama punya cita-cita menggarap design untuk band-band cadas Indonesia. Belum lama terjun di artwork buat band karyanya kini banyak digunakan oleh band-band besar seperti : FORGOTTEN, HYPERCAN, JIHAD, DEMON DAMS, DISINFECTED, TORMENTOR, BLEEDING CORPSE dan POSTMORTEM.
Yusep pertama kali jatuh cinta pada artwork metal ketika bandnya Postmortem masuk dalam kompilasi Brutally Sickness di tahun 2001. Keseriusanya dalam menikmati music metal membuat jiwanya dirasuki fantasi dan illusi yg brutal dan gore.
Style gambar Mortem Art banyak di pengaruhi Mark Riddick, Mike Majewski dan Putrid Gore. Nama Toshihiro Egawa (Jpn) yang maestro artwork Asia lah yg membuatnya terpacu untuk berkarya lebih baik.
8. JALI NARCHOS
Jali adalah nama yg tak asing di scene artwork Bandung, laki-laki kelahiran Lebak ini
sudah lama menjadi buruan utama para kolektor artwork utk clothing maupun utk tshirt band.
Music dan komik bagi Jali adalah kitab suci yg menjadikan hasil karyanya berkarakter kuat dan terlihat apik. Memiliki basik animasi yang kuat menjadikan karyanya selalu tampil dgn ciri khas yg tak dimiliki artworker lainya.
Mengaku banyak belajar dari Wahdi Sumanta (Alm) dan terinspirasi Mark Schultz,
Adam Hughes, Jim Lee, Boris Valejo beserta istrinya Julie Bell, Scot Campell dan Hayau Miyazaki.
Dari gabungan artist diatas lah Jali mengaku mendapatkan pencerahan dalam mengeksekusi artworknya. Jali banyak menggabungkan style lama ke penerapan di masa kini
Klient Band : Krasskepala, Keparat, Beside, Infamy, Don Lego, Rocket Rockers, Strangers, Morbus Corpse, Agnostic Front, Subzero, Ill Bill, Mat Maddox, Brotha Fighta, Sick Of It All, Suntzu, Psyco Realm, Grotesque, Psycroptic, Beatallica, Devour The Martyr, Bleeker Ridge, Etc.
0 komentar:
Posting Komentar