Band yang pertama kali ku gandrungi sejak kelas 2 SMP berkat racun Ida Bagus Dwi Anggara Putra itu kini sudah punya sejuta lebih fans facebook...
"sangat SMP 1 Negara"
Band yang dulu kuyanyikan lagunya di panggung kecil SMP 1 Negara kini telah menyanyi di panggung Warped Tour, festival raksasa USA,
bahkan band Asia yang pernah main disana bisa dihitung sebelah jari...
Band yang dulu panggungnya dibakar, dan personilnya dilempari botol aqua berisi air kencing itu kini telah meraih peringkat 14 versi Billboard Internasional!
Billboard... for the God sake...
bahkan jadi artis Indonesia kedua setelah Anggun yang pernah berada di chart keramat itu.
Dari berita yang disajikan oleh Detik dot com saat mereka mewawancarai SID, kata-kata judul artikel diatas lah yang meluncur dari bibir tiga pemuda Bali ini, "SID adalah sebuah MOVEMENT..."
dan suara miring pun langsung menyerang...
menyerang SEKETIKA!!!
Banyak tanggapan miring yang beredar tentang pengakuan SID ini. Yang paling ku ingat adalah komentar dari seseorang musisi...
"... saya saja, -yang setiap manggung ditonton ribuan orang- tak pernah menganggap diri sebagai sebuah MOVEMENT! Dasar... pemuda nggak ngerti dunia, sok ideologis. Padahal masuk major label, sudah menjilati ideologi punk!"
Hmm...
Sayangnya, aku tidak sedikitpun sependapat dengan kata-kata diatas!
Punk = indie label???
Hukum buatan siapa pula yang mengatakan begini. Punk itu masalah ideologi, bro! Bukan sekedar major atau tidak kah mereka. Dan label hanyalah sebuah aksesoris pembantu. Label, bagi SID hanyalah sarana untuk melipatgandakan volume gitar Bobby agar pesan dari distorsi gitarnya dapat terdengar lebih luas. Bukankah dengan begitu ideologi dan isi hati yang jadi pokok ide kaum punk dapat menggema menyebar?
Camkan pula, label tak pernah ikut campur dalam musik SID,dalam bentuk apapun. SID rekaman di studio sederhana milik Bobby sendiri, sebuah gang di pinggiran Denpasar. Label hanya mengganti biaya rekaman. Bagaimana aku tau? Yah aku melihatnya sendiri...
Musik SID tak garang lagi???
Damn! Apa kalian masih mengharapkan lagu tempo supercepat, teriakan garang, dan aksi panggung gila2an dari bapak-bapak berumur 30-an? Bahkan Eka sudah punya dua orang anak. Tanya Greenday, G 'n' R, atau SIAPA SAJA tentang usia dan kaitannya dengan musik tempo supercepat!
Kalian pikir punk itu masalah dug-tak-dug-tak?
Epic fail, dude!
Dengar saja para godfather punk. Sex Pistols, Ramones, dan sebagainya. Malah, lagu-lagu mereka cenderung bertempo sedang. Tapi lihat attitudenya! Sex Pistols bahkan pernah mengacaukan pesta Ratu Elizabeth! Tapi itu terlalu extrim, aku pribadi tak mengharapkan Jerink, Bobby dan Eka melempari Istana Merdeka dengan tomat! Yah, yang jelas punk itu masalah ideologi, keyakinan, gaya, dan filosofi hidup. Jangan sempitkan punk, menjadi sesempit kecepatan ketukan drum!
SID memang sebuah movement...
Saat band-band lain menghamba dan menjadi anak manis bagi pasar dan industri, SID tidak! Saat tema cinta jadi keharusan bagi band agar bisa masuk tivi (setidaknya di Dahsyat), SID tidak mau ikutan romantis patah hati. Dengar dan perhatikan lagunya.
Lagu "kuat kita bersinar" mengajak kita membangun dunia didalam perbedaan, karena jika kita tetap satu maka tetap kuat kita (akan) bersinar.
Lagu "we are outsider" juga mengajak para penggemarnya tak menyerah untuk selalu menghormati, menghargai, dihormati, dan dihargai.
"luka Indonesia" mengingatkan kita sebagai satu nusa dan satu bangsa, cukup sudah saling hina dan mangsa. Nampaknya hal ini memang langka sekarang
see???
Itu baru dari sisi musik, belum attitude.
Saat artis lain harus jaim, menjaga tutur bicara, pandangan, melacurkan isi hatinya demi tetap eksis di dunia hiburan, lagi-lagi SID tidak! Aktif saja mereka turun kejalan menentang UU Pornografi dan mengusulkan agar itu menjadi Peraturan Daerah saja. Analogi mereka sederhana, misal, celana pendek adalah sebuah pelanggaran pornografi di Aceh, namun jadi sangat sopan di Papua, bukan? Tiap daerah punya standar porno dan kesopanan sendiri, janganlah kita yang memutuskannya. Begitu pikiran SID.
Masih ada lagi....
Lihat isi facebook dan tweeter para personil Superman Is Dead, apalagi JRX si penggebug drum. Kerap ia berseru mengajak kita mengingat lagi nilai manusia, mengingatkan kita bahwa manusia sekarang begitu parah. Menyakiti, memukuli, bahkan mendiamkan aksi kekerasan (terorisme) kepada sesama manusia. Saat artis lain takut kehilangan penggemar dengan melacurkan isi hati, ikut arus, dan main aman, SID tetap berteriak! Berdiri tegak menantang, menantang arus suara publik dan mengirim pesan damai dengan caranya. Lebih punk dari sekedar dug-tak-dug-tak bukan?
brader,
Superman Is Dead bukanlah sekedar penyanyi....
Mereka bagian dari sebuah gerakan...
Gerakan untuk mengingatkan kita kembali akan indahnya perbedaan...
inilah movement yang mereka maksud....
Maju terus SID!!!
aku bangga melihat tiga pemuda labil yang 7 tahun lalu berdendang tentang minuman keras, penari telanjang, dan pesta liar kini telah menjadi pahlawan penyeru rasa kemanusiaan dan kebangsaan yang bertatto!
Eh, siapa bilang tatto jahat?
Gayus, Sumanto, Imam Samudera, dkk gak ada yang pake tatto kan?!
sumber; http://dewacakrabuana.blogspot.com/2011/02/superman-is-dead-band-ini-sebuah.html