FENOMENA ANAK PUNK DI INDONESIA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kita sering melihat segerombolan remaja yang berpakaian unik jika tidak ingin disebut aneh. Mereka tegak di persimpangan, membawa gitar kecil sambil bernyanyi. Mereka mengaku sebagai anak punk mengikuti aliran bebas berekspresi tanpa harus mengganggu orang lain. Bahkan yang menjadi mengherankan lagi, ada anak – anak usia bermain yang sudah ikut di dalamnya.
Di kota – kota besar Indonesia, sekarang ini bermunculan sekelompok generasi muda yang mempunyai gaya hidup yang sangat menyimpang dari norma – norma masyarakat setempat, sekelompok generasi muda itu disebut dengan anak punk.Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya Gaya hidup berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.
Gaya hidup yang anarkis yang membuat mereka merasa mendapat kebebasan. Adapun yang mengatakan bahwa sekelompok anak muda bergaya hidup punk dikarenakan adanya suatu gejala perasaan yang tidak puas, sehingga mereka mengubah gaya hidup mereka dengan gaya hidup punk. Namun kenyataannya gaya hidup punk ternyata membuat masyarakat Kota Banjarmasin resah dan sebagian lagi menganggap dari gaya hidup yang mengarah ke barat – baratan. Sehingga penulis membuat suatu makalah fenomena kelompok social yaitu fenomena anak punk yang sekarang memang menjadi masalah kelompok generasi muda dalam modernisasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
(a) Pengertian punk.
(b) Jenis – Jenis Gaya Hidup Punk?
(c) Mengapa Mereka Memilih Hidup di Jalanan ?
(d) Fenomena anak muda bergaya hidup punk ?
1.3 TUJUAN MAKALAH
(a) Memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.
(b) Untuk menambah wawasan tentang pengertian dan gaya hidup Punk
(c) Untuk menambah wawasan dalam menghadapi masalah kelompok sosial dalam masyarakat
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kita sering melihat segerombolan remaja yang berpakaian unik jika tidak ingin disebut aneh. Mereka tegak di persimpangan, membawa gitar kecil sambil bernyanyi. Mereka mengaku sebagai anak punk mengikuti aliran bebas berekspresi tanpa harus mengganggu orang lain. Bahkan yang menjadi mengherankan lagi, ada anak – anak usia bermain yang sudah ikut di dalamnya.
Di kota – kota besar Indonesia, sekarang ini bermunculan sekelompok generasi muda yang mempunyai gaya hidup yang sangat menyimpang dari norma – norma masyarakat setempat, sekelompok generasi muda itu disebut dengan anak punk.Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya Gaya hidup berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.
Gaya hidup yang anarkis yang membuat mereka merasa mendapat kebebasan. Adapun yang mengatakan bahwa sekelompok anak muda bergaya hidup punk dikarenakan adanya suatu gejala perasaan yang tidak puas, sehingga mereka mengubah gaya hidup mereka dengan gaya hidup punk. Namun kenyataannya gaya hidup punk ternyata membuat masyarakat Kota Banjarmasin resah dan sebagian lagi menganggap dari gaya hidup yang mengarah ke barat – baratan. Sehingga penulis membuat suatu makalah fenomena kelompok social yaitu fenomena anak punk yang sekarang memang menjadi masalah kelompok generasi muda dalam modernisasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
(a) Pengertian punk.
(b) Jenis – Jenis Gaya Hidup Punk?
(c) Mengapa Mereka Memilih Hidup di Jalanan ?
(d) Fenomena anak muda bergaya hidup punk ?
1.3 TUJUAN MAKALAH
(a) Memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.
(b) Untuk menambah wawasan tentang pengertian dan gaya hidup Punk
(c) Untuk menambah wawasan dalam menghadapi masalah kelompok sosial dalam masyarakat
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Punk
Punk adalah sebuah gaya hidup (lifestyle) yang berprilaku seperti pemberontak, yang dimaksud di sini pemberontak adalah kebebasan.Tak jarang beberapa kalangan memandang negatif para anak jalanan ini, karena penampilan mereka yang cenderung terkesan seram dan urakan. Beberapa orang menganggap bahwa para anak jalanan itu identik dengan kriminalitas dan kekerasan.
Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang telah terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya punk dicap sebagai musik rock n’ roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata “ideas” dan “logos” yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek “jor-joran” yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.
2.2 Jenis – Jenis Gaya Hidup Punk
Gaya hidup punk mempunyai keanekaragaman komunitas yaitu:
(a) Anarcho Punk
Komunitas Punk yang satu ini memang termasuk salah satu komunitas yang sangat keras. Bisa dibilang mereka sangat menutup diri dengan orang-orang lainnya, kekerasan nampaknya memang sudah menjadi bagiandari kehidupan mereka. Tidak jarang mereka juga terlibat bentrokan dengan sesama komunitas Punk yang lainnya.
Anarcho Punk juga sangat idealis dengan ideologi yang mereka anut. Ideologi yang mereka anut diantaranya, Anti Authoritarianism dan Anti Capitalist.Crass, Conflict, Flux Of Pink Indians merupakan sebagian band yang berasal dari Anarcho Punk.
(b) Crust Punk
Crust Punk sendiri sudah diklaim oleh para komunitas Punk yang lainnya sebagai komunitas Punk yang paling brutal. Para penganut dari faham ini biasa disebut dengan Crusties. Para Crusties tersebut sering melakukan berbagai macam pemberontakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Musik yang mereka mainkan merupakan penggabungan dari musik Anarcho Punk dengan Heavy Metal. Para Crusties tersebut merupakan orang-orang yang anti sosial, mereka hanya mau bersosialisasi dengan sesama Crusties saja.
(c) Glam Punk
Para anggota dari komunitas ini merupakan para seniman. Apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari sering mereka tuangkan sendiri dalam berbagai macam karya seni. Mereka benar-benar sangat menjauhi perselisihan dengan sesama komunitas atau pun dengan orang-orang lainnya.
(d) Hard Core Punk
Hard Core Punk mulai berkembang pada tahun 1980an di Amerika Serikat bagian utara. Musik dengan nuansa Punk Rock dengan beat-beat yang cepat menjadi musik wajib mereka. Jiwa pemberontakan juga sangat kental dalam kehidupan mereka sehari-hari, terkadang sesama anggota pun mereka sering bermasalah.
(e) Nazi Punk
Dari sekian banyaknya komunitas Punk, mungkin Nazi Punk ini merupakan sebuah komunitas yang benar-benar masih murni. Faham Nazi benar-benar kental mengalir di jiwa para anggotanya. Nazi Punk ini sendiri mulai berkembang di Inggris pada tahun 1970an akhir dan dengan sangat cepat menyebar ke Amerika Serikat. Untuk musiknya sendiri, mereka menamakannya Rock Against Communism dan Hate Core.
(f) The Oi
The Oi atau Street Punk ini biasanya terdiri dari para Hooligan yang sering membuat keonaran dimana-mana, terlebih lagi di setiap pertandingan sepak bola. Para anggotanya sendiri biasa disebut dengan nama Skinheads. Para Skinheads ini sendiri menganut prinsip kerja keras itu wajib, jadi walaupun sering membuat kerusuhan mereka juga masih memikirkan kelangsungan hidup mereka. Untuk urusan bermusik, para Skinheads ini lebih berani mengekspresikan musiknya tersebut dibandingakan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Para Skinheads ini sendiri sering bermasalah dengan Anarcho Punk dan Crust Punk.
(g) Queer Core
Komunitas Punk yang satu ini memang sangat aneh, anggotanya sendiri terdiri dari orang-orang “sakit”, yaitu para lesbian, homoseksual, biseksual dan para transexual. Walaupun terdiri dari orang-orang “sakit”, namun komunitas ini bisa menjadi bahaya jika ada yang berani mengganggu mereka. Dalam kehidupan, anggota dari komunitas ini jauh lebih tertutup dibandingkan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Queer Core ini sendiri merupakan hasil perpecahan dari Hard Core Punk pada tahun 1985.
(h) Riot Grrrl
Riot Grrrl ini mulai terbentuk pada tahun 1991, anggotanya ialah para wanita yang keluar dari Hard Core Punk. Anggota ini sendiri juga tidak mau bergaul selain dengan wanita.
(i) Scum Punk
Jika Anda tertarik dengan Punk, mungkin ini salah satu komunitas yang layak untuk diikuti. Scum Punk menamakan anggotanya dengan sebutan Straight Edge Scene. Mereka benar-benar mengutamakan kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral dan kesehatan. Banyak anggota dari Scum Punk yang sama sekali tidak mengkonsumsi zat-zat yang dapat merusak tubuh mereka sendiri.
(j) The Skate Punk
Skate Punk memang masih erat hubungannya dengan Hard Core Punk dalam bermusik. Komunitas ini berkembang pesat di daerah Venice Beach California. Para anggota komunitas ini biasanya sangat mencintai skate board dan surfing.
(k) Ska Punk
Ska Pun merupakan sebuah penggabungan yang sangat menarik antara Punk dengan musik asal Jamaica yang biasa disebut reggae. Mereka juga memiliki jenis tarian tersendiri yang biasa mereka sebut dengan Skanking atau Pogo, tarian enerjik ini sangat sesuai dengan musik dari Ska Punk yang memilikibeat-beat yang sangat cepat.
(l) Punk Fashion
Para Punkers biasanya memiliki cara berpakaian yang sangat menarik, bahkan tidak sedikit masyarakat yang bukan Punkers meniru dandanan mereka ini. Terkadang gaya para Punkers ini juga digabungkan dengan gaya berbusana saat ini yang akhirnya malah merusak citra dari para Punkers itu sendiri. Untuk pakaiannya sendiri, jaket kulit dan celana kulit menjadi salah satu andalan mereka, namun ada juga Punkers yang menggunakan celana jeans yang sangat ketat dan dipadukan dengan kaos-kaos yang bertuliskan nama-nama band mereka atau kritikan terhadap pemerintah. Untuk rambut biasanya gaya spike atau mohawk menjadi andalan mereka. Untuk gaya rambut ini banyak orang - orang biasa yang mengikutinya karena memang sangat menarik, namun terkadang malah menimbulkan kesan tanggung. Body piercing, rantai dan gelang spike menjadi salah satu yang wajib mereka kenakan. Untuk sepatu, selain boots tinggi, para Punkers juga biasa menggunakan sneakers namun hanya sneakers dari Converse yang mereka kenakan.
2.4 Fenomena anak muda bergaya hidup punk di Indonesia
Di Indonesia Punk menjadi suatu kultur yang dianggap menyimpang dalam masyarakat. Penilaian ini dapat terjadi berawal dari semangat memberontak dan anti kemapanan, sedangkan kemapanan adalah hal yang menjadi tujuan hidup dalam masyarakat industri. Pemberontakan ini mengakibatkan adanya anggapan dari masyarakat modern yang biasanya hidup dikawasan perkotaan dan tidak lepas dari kehidupan industrialisasi bahwa budaya Punk adalah budaya yang menyimpang.Dari sini akan timbullah suatu bentuk delinquent subculture yang muncul di masyarakat.
Jumlahnya anak punk memang tidak banyak, tapi ketika mereka turun ke jalanan, setiap mata terpancing untuk melirik gaya rambutnya yang Mohawk ala suku Indian dengan warna-warna terang dan mencolok. Belum lagi atribut rantai yang tergantung di saku celana, sepatu boot Dr. Marteen, kaos hitam, jaket kulit penuh badge atau peniti, serta ‘spikes’ (gelang berbahan kulit dan besi seperti paku yang terdapat di sekelilingnya) yang menghiasi pergelangan tangannya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari busana mereka. Begitu juga dengan celana jeans super ketat hingga mata kaki yang dipadukan dengan baju lusuh, makin menguatkan kesan anti kemapanan dan antisosial pada mereka. Masyarakat mengenal mereka sebagai anak punk.
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).
Berbekal etika DIY (do it Your Self), beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.
CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.
Sayangnya, pandangan negatif masih menyertai setiap kehadiran anak punk. Tanpa bermaksud menyudutkan, tampilan anak-anak punk yang cenderung ‘menyeramkan’ seringkali dikaitkan dengan perilaku anarkis, brutal, vandal, bikin onar, dan semau gue.Kalau ditanya makna punk yang sesungguhnya belum tentu pada ngerti, buat mereka punk itu cuma dandanan, attitude sama musik keras. Sekarang punk sudah kehilangan identitasnya, ini gara gara para prudusen ngeliat style punk bisa dijual mulai dari gaya rambut sampai pakaian.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
(a) Sejarah Punk yang merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
(b) Gaya hidup punk mempunyai keanekaragaman komunitas yaitu : Anarcho Punk, Glam Punk, Crust Punk, Hard Core Punk, Nazi Punk , The Oi, Queer Core ,Riot Grrrl, Scum Punk, The Skate Punk, Ska Punk dan Punk Fashion.
(c) Fenomena anak punk jumlahnya memang tidak banyak, tapi ketika mereka turun ke jalanan, setiap mata terpancing untuk melirik gaya rambutnya yang Mohawk ala suku Indian dengan warna-warna terang dan mencolok. Belum lagi atribut rantai yang tergantung di saku celana, sepatu boot Dr. Marteen, kaos hitam, jaket kulit penuh badge atau peniti, serta ‘spikes’ (gelang berbahan kulit dan besi seperti paku yang terdapat di sekelilingnya) yang menghiasi pergelangan tangannya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari busana mereka. Begitu juga dengan celana jeans super ketat hingga mata kaki yang dipadukan dengan baju lusuh, makin menguatkan kesan anti kemapanan dan antisosial pada mereka. Masyarakat mengenal mereka sebagai anak punk.
3.2 SARAN
Adapun saran penulis sebagai berikut yaitu:
(a) Punk merupakan budaya negara barat yang ternyata telah diterima dan diterapkan dalam kehidupan oleh sebagian anak remaja Indonesia, menyebabkan budaya nenek moyang kita terkikis dengan nilai – nilai yang negatif.
(b) Gaya hidup punk juga mempunyai sisi negatif dari masyarakat karena ada sebagian anak punk sendiri mempunyai komunitas dan selalu berkumpul dengan anak punk lainnya,dan sering memanfaatkan untuk berbuat krimininal bahkan ada juga yang memakai narkoba sehingga mengakibatkan pandangan masyarakat akan anak punk adalah perusak.
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada
http://id.wikipedia.org
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Punk
Punk adalah sebuah gaya hidup (lifestyle) yang berprilaku seperti pemberontak, yang dimaksud di sini pemberontak adalah kebebasan.Tak jarang beberapa kalangan memandang negatif para anak jalanan ini, karena penampilan mereka yang cenderung terkesan seram dan urakan. Beberapa orang menganggap bahwa para anak jalanan itu identik dengan kriminalitas dan kekerasan.
Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang telah terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya punk dicap sebagai musik rock n’ roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata “ideas” dan “logos” yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek “jor-joran” yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.
2.2 Jenis – Jenis Gaya Hidup Punk
Gaya hidup punk mempunyai keanekaragaman komunitas yaitu:
(a) Anarcho Punk
Komunitas Punk yang satu ini memang termasuk salah satu komunitas yang sangat keras. Bisa dibilang mereka sangat menutup diri dengan orang-orang lainnya, kekerasan nampaknya memang sudah menjadi bagiandari kehidupan mereka. Tidak jarang mereka juga terlibat bentrokan dengan sesama komunitas Punk yang lainnya.
Anarcho Punk juga sangat idealis dengan ideologi yang mereka anut. Ideologi yang mereka anut diantaranya, Anti Authoritarianism dan Anti Capitalist.Crass, Conflict, Flux Of Pink Indians merupakan sebagian band yang berasal dari Anarcho Punk.
(b) Crust Punk
Crust Punk sendiri sudah diklaim oleh para komunitas Punk yang lainnya sebagai komunitas Punk yang paling brutal. Para penganut dari faham ini biasa disebut dengan Crusties. Para Crusties tersebut sering melakukan berbagai macam pemberontakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Musik yang mereka mainkan merupakan penggabungan dari musik Anarcho Punk dengan Heavy Metal. Para Crusties tersebut merupakan orang-orang yang anti sosial, mereka hanya mau bersosialisasi dengan sesama Crusties saja.
(c) Glam Punk
Para anggota dari komunitas ini merupakan para seniman. Apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari sering mereka tuangkan sendiri dalam berbagai macam karya seni. Mereka benar-benar sangat menjauhi perselisihan dengan sesama komunitas atau pun dengan orang-orang lainnya.
(d) Hard Core Punk
Hard Core Punk mulai berkembang pada tahun 1980an di Amerika Serikat bagian utara. Musik dengan nuansa Punk Rock dengan beat-beat yang cepat menjadi musik wajib mereka. Jiwa pemberontakan juga sangat kental dalam kehidupan mereka sehari-hari, terkadang sesama anggota pun mereka sering bermasalah.
(e) Nazi Punk
Dari sekian banyaknya komunitas Punk, mungkin Nazi Punk ini merupakan sebuah komunitas yang benar-benar masih murni. Faham Nazi benar-benar kental mengalir di jiwa para anggotanya. Nazi Punk ini sendiri mulai berkembang di Inggris pada tahun 1970an akhir dan dengan sangat cepat menyebar ke Amerika Serikat. Untuk musiknya sendiri, mereka menamakannya Rock Against Communism dan Hate Core.
(f) The Oi
The Oi atau Street Punk ini biasanya terdiri dari para Hooligan yang sering membuat keonaran dimana-mana, terlebih lagi di setiap pertandingan sepak bola. Para anggotanya sendiri biasa disebut dengan nama Skinheads. Para Skinheads ini sendiri menganut prinsip kerja keras itu wajib, jadi walaupun sering membuat kerusuhan mereka juga masih memikirkan kelangsungan hidup mereka. Untuk urusan bermusik, para Skinheads ini lebih berani mengekspresikan musiknya tersebut dibandingakan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Para Skinheads ini sendiri sering bermasalah dengan Anarcho Punk dan Crust Punk.
(g) Queer Core
Komunitas Punk yang satu ini memang sangat aneh, anggotanya sendiri terdiri dari orang-orang “sakit”, yaitu para lesbian, homoseksual, biseksual dan para transexual. Walaupun terdiri dari orang-orang “sakit”, namun komunitas ini bisa menjadi bahaya jika ada yang berani mengganggu mereka. Dalam kehidupan, anggota dari komunitas ini jauh lebih tertutup dibandingkan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Queer Core ini sendiri merupakan hasil perpecahan dari Hard Core Punk pada tahun 1985.
(h) Riot Grrrl
Riot Grrrl ini mulai terbentuk pada tahun 1991, anggotanya ialah para wanita yang keluar dari Hard Core Punk. Anggota ini sendiri juga tidak mau bergaul selain dengan wanita.
(i) Scum Punk
Jika Anda tertarik dengan Punk, mungkin ini salah satu komunitas yang layak untuk diikuti. Scum Punk menamakan anggotanya dengan sebutan Straight Edge Scene. Mereka benar-benar mengutamakan kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral dan kesehatan. Banyak anggota dari Scum Punk yang sama sekali tidak mengkonsumsi zat-zat yang dapat merusak tubuh mereka sendiri.
(j) The Skate Punk
Skate Punk memang masih erat hubungannya dengan Hard Core Punk dalam bermusik. Komunitas ini berkembang pesat di daerah Venice Beach California. Para anggota komunitas ini biasanya sangat mencintai skate board dan surfing.
(k) Ska Punk
Ska Pun merupakan sebuah penggabungan yang sangat menarik antara Punk dengan musik asal Jamaica yang biasa disebut reggae. Mereka juga memiliki jenis tarian tersendiri yang biasa mereka sebut dengan Skanking atau Pogo, tarian enerjik ini sangat sesuai dengan musik dari Ska Punk yang memilikibeat-beat yang sangat cepat.
(l) Punk Fashion
Para Punkers biasanya memiliki cara berpakaian yang sangat menarik, bahkan tidak sedikit masyarakat yang bukan Punkers meniru dandanan mereka ini. Terkadang gaya para Punkers ini juga digabungkan dengan gaya berbusana saat ini yang akhirnya malah merusak citra dari para Punkers itu sendiri. Untuk pakaiannya sendiri, jaket kulit dan celana kulit menjadi salah satu andalan mereka, namun ada juga Punkers yang menggunakan celana jeans yang sangat ketat dan dipadukan dengan kaos-kaos yang bertuliskan nama-nama band mereka atau kritikan terhadap pemerintah. Untuk rambut biasanya gaya spike atau mohawk menjadi andalan mereka. Untuk gaya rambut ini banyak orang - orang biasa yang mengikutinya karena memang sangat menarik, namun terkadang malah menimbulkan kesan tanggung. Body piercing, rantai dan gelang spike menjadi salah satu yang wajib mereka kenakan. Untuk sepatu, selain boots tinggi, para Punkers juga biasa menggunakan sneakers namun hanya sneakers dari Converse yang mereka kenakan.
2.4 Fenomena anak muda bergaya hidup punk di Indonesia
Di Indonesia Punk menjadi suatu kultur yang dianggap menyimpang dalam masyarakat. Penilaian ini dapat terjadi berawal dari semangat memberontak dan anti kemapanan, sedangkan kemapanan adalah hal yang menjadi tujuan hidup dalam masyarakat industri. Pemberontakan ini mengakibatkan adanya anggapan dari masyarakat modern yang biasanya hidup dikawasan perkotaan dan tidak lepas dari kehidupan industrialisasi bahwa budaya Punk adalah budaya yang menyimpang.Dari sini akan timbullah suatu bentuk delinquent subculture yang muncul di masyarakat.
Jumlahnya anak punk memang tidak banyak, tapi ketika mereka turun ke jalanan, setiap mata terpancing untuk melirik gaya rambutnya yang Mohawk ala suku Indian dengan warna-warna terang dan mencolok. Belum lagi atribut rantai yang tergantung di saku celana, sepatu boot Dr. Marteen, kaos hitam, jaket kulit penuh badge atau peniti, serta ‘spikes’ (gelang berbahan kulit dan besi seperti paku yang terdapat di sekelilingnya) yang menghiasi pergelangan tangannya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari busana mereka. Begitu juga dengan celana jeans super ketat hingga mata kaki yang dipadukan dengan baju lusuh, makin menguatkan kesan anti kemapanan dan antisosial pada mereka. Masyarakat mengenal mereka sebagai anak punk.
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).
Berbekal etika DIY (do it Your Self), beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.
CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.
Sayangnya, pandangan negatif masih menyertai setiap kehadiran anak punk. Tanpa bermaksud menyudutkan, tampilan anak-anak punk yang cenderung ‘menyeramkan’ seringkali dikaitkan dengan perilaku anarkis, brutal, vandal, bikin onar, dan semau gue.Kalau ditanya makna punk yang sesungguhnya belum tentu pada ngerti, buat mereka punk itu cuma dandanan, attitude sama musik keras. Sekarang punk sudah kehilangan identitasnya, ini gara gara para prudusen ngeliat style punk bisa dijual mulai dari gaya rambut sampai pakaian.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
(a) Sejarah Punk yang merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
(b) Gaya hidup punk mempunyai keanekaragaman komunitas yaitu : Anarcho Punk, Glam Punk, Crust Punk, Hard Core Punk, Nazi Punk , The Oi, Queer Core ,Riot Grrrl, Scum Punk, The Skate Punk, Ska Punk dan Punk Fashion.
(c) Fenomena anak punk jumlahnya memang tidak banyak, tapi ketika mereka turun ke jalanan, setiap mata terpancing untuk melirik gaya rambutnya yang Mohawk ala suku Indian dengan warna-warna terang dan mencolok. Belum lagi atribut rantai yang tergantung di saku celana, sepatu boot Dr. Marteen, kaos hitam, jaket kulit penuh badge atau peniti, serta ‘spikes’ (gelang berbahan kulit dan besi seperti paku yang terdapat di sekelilingnya) yang menghiasi pergelangan tangannya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari busana mereka. Begitu juga dengan celana jeans super ketat hingga mata kaki yang dipadukan dengan baju lusuh, makin menguatkan kesan anti kemapanan dan antisosial pada mereka. Masyarakat mengenal mereka sebagai anak punk.
3.2 SARAN
Adapun saran penulis sebagai berikut yaitu:
(a) Punk merupakan budaya negara barat yang ternyata telah diterima dan diterapkan dalam kehidupan oleh sebagian anak remaja Indonesia, menyebabkan budaya nenek moyang kita terkikis dengan nilai – nilai yang negatif.
(b) Gaya hidup punk juga mempunyai sisi negatif dari masyarakat karena ada sebagian anak punk sendiri mempunyai komunitas dan selalu berkumpul dengan anak punk lainnya,dan sering memanfaatkan untuk berbuat krimininal bahkan ada juga yang memakai narkoba sehingga mengakibatkan pandangan masyarakat akan anak punk adalah perusak.
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada
http://id.wikipedia.org
hahaha makin keren aja nih postingan sama blog nya Gan,
BalasHapusThank's atas info nya ya.^^
Thanks kunjungannya gan...
BalasHapusSemoga infonya bermanfaat...