Sangat jarang sekali mungkin orang mendengar kata Skinhead. Orang-orangnya pun susah dicari dan ditemui di tempat-tempat umum, namun percayalah bahwa komunitas ini ada dan nyata, di Indonesia pada khususnya.
Apakah itu Skinhead? Perkumpulan apa? Tujuannya apa? Ya, Skinhead merupakan suatu sub-budaya yang berasal dari kota London, Britania Raya. Muncul sekitar tahun 1960’an dan sekarang komunitasnya sudah tersebar ke seluruh Negara, sebelumnya ada sebuah komunitas anak muda yang disebut Mods, inilah yang menjadi cikal bakal Skinhead. Pada awalnya Skinhead adalah kelompok orang-orang dari kaum tertindas dan kelas pekerja, kebanyakan adalah buruh pelabuhan di London.
Mods sedang digandrungi anak muda inggris pada waktu itu, umumnya adalah anak-anak kelas menengah ke atas yang kemudian menyentuh semua kalangan, tidak terkecuali para kaum pekerja. Meski statusnya sebagai buruh dan pekerja kasar, mereka tetap mempunyai cita rasa tinggi dalam mengenakan style. Mereka mengadaptasi gaya hidupnya sesuai kemampuan dompetnya.
Salah satu penampilan yang mencolok dari orang-orang Skinhead adalah bahwa mereka memangkas atau mencukur seluruh rambutnya hingga menjadi botak. Generasi pelopar dari Skinhead sering disebut sebagai Trads atau Tradisional Skinhead, atau juga Trojan Skinhead.
Selain Botak adalah ciri khas orang komunitas Skinhead, beberapa penampilannya yang khas adalah kaos Button up Ben Sherman, kaos polo fred perry, suspender, Celana jeans yang agak ketat, monkey boot, jaket jeans atau jacket Harrington, Sweater neck V dan lainnya. Orang Skinhead memangkas rambut hingga botak dikarenakan alasan kepraktisan, lagi pula kaum pekerja di larang untuk berambut panjang atau gondrong. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa rambut ala Skinhead merupakan permusuhan atau pertentangan terhadap gaya hidup kaum hippie yang di anggap mereka mewah dan glamour. Lain lagi pendapat komunitas Skinhead dari pelabuhan Liverpool yang mengatakan rambut pendek adalah untuk menghindari kutu, maklum saja banyak kutu di kawasan pelabuhan yang kotor apalagi di gudang barang.
Pada awal mulanya Skinhead bukanlah merupakan aliran atau genre musik, jadi pilihan music yang orang Skinhead mainkan sangat beragam. Para Trads biasanya terpengaruh dengan musik R&B, beberapa dari mereka juga terinspirasi dari gaya music jamaika, Rude boys yang sedang booming di inggris saat itu. Karena imigran pekerja asal jamaika sangat banyak di Inggris, hasilnya komunitas Skinhead jadi menggemari musik-musik seperti Ska, Reggae maupun Rocksteady.
Di Indonesia sendiri grup Band Skinhead banyak terdapat di kota-kota besar, Jakarta, Bandung, Jogja, Purwokerto dan lain-lain. Konser-konser mereka sering di gabungkan dengan konser music genre lain seperti punk, Hardcore atau Ska. Anti Squad, Anti Losser, Full time skin, The End atau Sta-prest Boys adalah beberapa band-band Skinhead Indonesia yang cukup terkenal di kalangan komunitas skinhead, beberapa diantaranya memainkan Skinhead punk, Skinhead Ska dan lain-lain.
Isu-isu lain yang menerpa komunitas Skinhead adalah bahwa mereka sering di cap sebagai kaum rasis yang Neo-Nazi, walaupun sebenarnya Skinhead bukanlah Neo-Nazi. Terkadang Skinhead diberi label rasis, apalagi setelah beberapa kelompok skinhead dihubung-hubungkan dengan organisasi white power, bahkan mereka juga sering dijadikan sebagai alat untuk kepentingan politik, meski secara historis kenyataannya berbeda. Skinhead juga kerap kali bertikai dengan para imigran-imigran asal Pakistan dan Negara-negara Asia selatan lain, biasanya disebut dengan Paki-bashing, masalah utamanya adalah pekerjaan. Komunitas Skinhead melihat bahwa lahan pekerjaan bagi mereka semakin sempit, karena terdesak oleh imigran yang mau di bayar dengan bayaran rendah.
Popularisan Skinhead memuncak pada tahun 1969, namun pada perkembangan-nya Skinhead sempat meredup di era tahun pertengahan 70’an. Kemudian Skinhead bangkit kembali dan menemukan tajinya di saat bersamaan dengan munculnya komunitas punk sekitar tahun 70’an akhir.
readmore »»
.jpg)
